Friday, April 9, 2010

Tuesday, April 6, 2010

Friday, March 26, 2010

Hasil Karya



ini adalah hasil karya utak-atik dari imajinasiku. ya lumayan lah, enak dilihat. hasil karya yang pertama sebenarnya gambar the forest dengan tema sejuk dan hijau. hasil karya ke 2 dan ke 3 movie review "the yellowhandkerchief" dan "the runaways", dengan tema free my mind. di gambar ada juga ulasan sedikit sinopsisnya.

Thursday, March 25, 2010

The Yellow Handkerchief


A love story at its core, THE YELLOW HANDKERCHIEF is about three strangers of two generations bound by loneliness who reach out to one another. After embarking on a road trip through post Katrina Louisiana, their relationships forge and change in a myriad of ways, leading to the possibility of second chances. Brett Hanson (William Hurt) dealing with a painful past, crosses paths with a lonely and troubled teenager Martine (Kristen Stewart) and her new ‘ride’ Gordy (Eddie Redmayne). The trio head out together, each motivated by reasons of their own. Martine yearns to escape her family, Gordy hopes to get closer to Martine and Brett must decide whether he wants to return to the uncertainty of the life and the woman he left behind, his ex-wife May (Maria Bello). A deeply humanistic and emotionally rich film, THE YELLOW HANDKERCHIEF is directed by Udayan Prasad (MY SON THE FANATIC). Produced by six time Academy Award® winner Arthur Cohn (THE GARDEN OF THE FINZI-CONTINIS, ONE DAY IN SEPTEMBER). THE YELLOW HANDKERCHIEF stars Academy Award® winner William Hurt, Golden Globe® nominee Maria Bello, TWILIGHT star Kristen Stewart and Eddie Redmayne (THE GOOD SHEPHERD). The film is loosely based on a short story by renowned writer Pete Hamill.

The Yellow Handkerchief Trailer

Ernest Rutherford

Ernest-RutherfordErnest Rutherford dilahirkan pada tanggal 30 Agustus 1871 di Nelson, Selandia Baru, anak keempat dan anak laki-laki kedua dalm keluarga yang berisi tujuh anak laki-laki dan lima anak perempuan. Ayahnya James Rutherford, seorang tukang roda Skotlandia, beremigrasi ke Selandia Baru dengan kakek Ernest dan seluruh keluarganya pada tahun 1842. Ibunya, nѐe Martha Thompson, adalah seorang guru Bahasa Inggris, yang dengan ibunya yang sudah janda, juga menetap di Selandia Baru pada tahun 1855.

Ernest menerima pendidikan dasarnya di Sekolah Pemerintah dan pada usia 16 tahun masuk ke Perguruan Tinggi Nelson. Pada tahun 1889, ia mendapat beasiswa Universitas dan ia melanjutkan ke Universitas Selandia Baru, Wellington, di mana ia mandaftar di Kampus Canterbury. Ia lulus M.A (Master of Arts)pada tahun 1893 dari dua jurusan untuk pertama kalinya, yakni Matematika dan Sains Fisika dan ia melanjutkan dengan penelitian di Kampus untuk waktu yang singkat, menerima gelar B.Sc. pada tahun berikutnya. Pada tahun yang sama, 1894, ia mendapat beasiswa Pameran Sains tahun 1851, yang memungkinkannya untuk melanjutkan ke Kampus Trinity, Cambridge, sebagai mahasiswa peneliti di Laboratorium Cavendish di bawah bimbingan J.J. Thomson.

Pada tahun 1897, ia mendapat gelar penelitian B.A. dan Beasiswa Coutts-Trotter dari kampus Trinity. Sebuah kesempatan datang ketika posisi Ketua Departemen Fisika Macdonald di Universitas McGill, Montreal , menjadi kosong. Pada tahun 1898, Ernest pun pergi ke Kanada untuk mengambil jabatan. Rutherford kembali ke Inggris pada tahun 1907 untuk menjadi Profsor Fisika Langworthy di Universitas Manchester, menggantikan Sir Arthur Schuster, dan pada tahun 1919 ia menerima sebuah undangan untuk menggantikan Sir Joseph Thomson sebagai Profesor Fisik Cavendish di Cambridge. Ia juga menjadi Ketua Dewan Penasehat Pemerintah di Departemen Penelitian Imiah dan Industri; Profesor Filosofi Alam di Institusi Kerajaan, London; dan juga Direktur Laboratorium Mond Royal Society, di Cambridge.

Penelitian pertama Rutherford dilakukan di Selandia Baru, yakni mengenai sifat magnet besi yang terpapar dengan osilasi berfrekuensi tinggi, dan tesisnya berjudul Magnetization of Iron by High-Frequency Discharges (Magnetisasi Besi dengan Pelepasan Muatan Berfrekuensi Tinggi). Ia adalah orang pertama yang mendesain percobaan yang sangat orisinil denganarus bolakballik berfrekuensi tinggi. Paper keduanya yang berjudul Magnetic Viscosity (Viskositas Magnet) dipublikasikan di Transaction Institut Selandia Baru (1896) dan mengandung gambaran peralatan yang mampu mengukur interval waktu dengan ketelitian satu per seratus ribu dalam satu detik. Kedatangannya di Cambridge membuatnya bakatnya dikenali oleh Profesor Thomson.

Ketika teori pertamanya dicetuskan di Laboratorium Cavendish, ia menemukan detektor untuk gelombang elektromagnet , sebuah kemampuan dari seorang yang berbakat, yang sangat penting berasal dari gulungan magnet yang mengandung gulungan kecil kawat besi termagnetisasi. Ia bekerja sama dengan Thomson dalam meneliti perilaku ion dalam gas yang telah diberi sinar X, dan pada tahun 1897, meneliti mobilitas ion yang terkait dengan kekuatan medan magnet, dan pada topik terkait seperti efek fotoelektrik.

Pada tahun 1898 ia melaporkan keberadaan sinar alfa dan beta dalam radiasi uranium dan menunjukkan beberapa sifat-sifatnya. Di Montreal, terdapat beberapa kesempatan penelitian di Universitas McGill, dan penelitiannya mengenai isi radioaktif, khususnya pada emisi sinar alfa, dilanjutkan di Laboratorium Macdonald. Dengan R.B. Owens, ia mempelajari emanasi (pengeluaran) thorium dan menemukan gas mulia baru, sebuah isotop radon, yang kemudian dikenal sebagai thoron.

Frederick Soddy tiba di McGill pada tahun 1900 dari Universitas Oxford dan ia berkolaborasi dengan Rutherford dalam membuat teori disintegrasi radioaktivitas yang menunjukkan fenomena radioaktif sebagai proses yang terjadi di atom bukan molekul. Teori ini didukung dengan sejumlah besar hasil eksperimen, sejumlah bahan radioaktif yang baru pun ditemukan dan posisinya dalam rantai transformasi pun diperbaiki. Otto Hahn, yang selanjutnya menemukan reaksi fisi atom, bekerja sebagai bawahan Rutherford di Laboratorium Montreal apda tahun 1905-1906.

Di Manchester, Rutherford melanjutkan penelitiannya tentang sifat-sifat emanasi radium dn sinar alfa, dalam hubungannya dengan H. Geiger, sebuah metode pendeteksian partikel alfa tunggal dan perhitungan jumlah pemancaran dari radium pun ditemukan. Pada tahun 1910, penelitiannya ke arah penghamburan sinar alfa dan sifat alamiah struktur dalam atom yang menyebabkan penghamburan tersebut mengarah kepada postulasi konsepnya akan nukleus (inti atom), kontribusi terbesarnya pada bidang fisika. Menurutnya, secara praktis, keseluruhan massa atom dan pada waktu yang sama semua muatan positif di atom terkonsentrasi pada daerah pusat tertentu.

Pada tahun 1912, Niehls Bohr bergabung dengannya di Manchester dan ia mengambil struktur nuklir Rutherford hingga teori kuantum Max Planck, sehingga didapatkan teori struktur atom yang dengan perbaikan di kemudian hari, terutama adalah sebagai hasil pengembangan konsep Hesenberg, dan masih valid hingga saat ini. Pada tahun 1913, bersama dengan H.G. Moseley, ia menggunakan sinar katoda untuk menembak atom dari berbagai unsur dan menunjukkan struktur dalam sesuai dengan barisan grup yang menjadi karakteristik unsur. Setiap unsur dapat ditandai dengan nomor atom dan , lebih penting lagi, sifat-sifat tiap unsur dapat ditentukan dengan nomor ini.

Pada tahun 1919, selama tahun terakhirnya di Manchester, ia menemukan inti unsur sinar tertentu, seperti nitrogen, dapat terdisintegrasi sebagai dampak dari tumbukn partikel alfa yang berkekuatan, yang berasal dari sumber radioaktif, dan selama proses ini, proton dengan kecepatan tinggi dipancarkan. Blackett mebuktikan di kemudian hari, dengan ruang berawan (cloud chamber), bahwa nitrgen dalam proses ini sebenarnya ditransformasi menjadi isotop oksigen, sehingga Rutherford adalah yang pertama dengan sengaja mentransmutasi unsur dari yang satu ke yang lainnya. G. de Hevesy juga satu dari rekanan Rutherford di Manchester.

Sebagai seorang kepala Laboratorium Cavendish, ia mengemudikan sejumlah penerima Hadiah Nobel di masa depan karena prestasinya yang luar biasa seperti: Chadwick, Blackett, Cockroft dan Walton; sedangkan penerima Nobel yang bekerja dengannya di Cavendish untuk waktu yang singkat maupun yang lama adalah: G.P. Thomson, Appleton, Powell, dan Aston. C.D. Allis, pendamping pembimbingnya pada tahun 1919 dan 1930 menggarisbawahi “bahwa kebanyakan percobaan di Cavendish dimulai oleh arahan Rutherford atau dengan sarannya secara tidak langsung”.

Ia masih aktif dan bekerja hingga akhir hidupnya. Rutherford mempublikasikan beberapa buku: Radioactivity (Radioaktivitas) pada tahun 1904; Radioactive Transformations (Transformasi Radioaktif) pada tahun 1906, Menjadi Pengajar Silliman di Universitas Yale; Radiation from Radioactive Substances (Radiasi dari Bahan Radioaktif), dengan James Chadwick and C.D. Ellis (1919, 1930) –sebuah buku dokumenter menyeluruh yang menyajikan tabel khronologis semua paper penelitiannya hingga himpunan terpelajar dan lain-lain; The Electrical Structure of Matter (Struktur Elektrik Bahan) pada tahun 1926; The Artificial Transmutation of the Elements (Unsur Transmutasi Buatan) pada tahun 1933; The Newer Alchemy (Alkimia terbaru) pada tahun 1937. Rutherford diangkat sebagai warga terhormat pada tahun 1914, ia ditunjuk sebagai penerima Medali jasa pada tahun 1925, dan pada tahun 1931ia diberi gelar Baron Rutherford Nelson I, Selandia Baru dan Cambridge. Ia dipilih sebagai Penerima Beasiswa Royal Society pada tahun 1903 dan menjadi Kepala organisasi tersebut dari tahun 1925 hingga 1930.

Di antara penghargaannya yang begitu banyak, ia mendapat Medali Rumford pada tahun 1905 dan Medali Copley pada tahun 1922 oleh Royal Society, Hadiah Bressa pada tahun 1910 dari Akademi Sains Turin, Medali Albert pada tahun 1928 dari Himpunan Seni Kerajaan, Medali Faraday pada tahun 1930 dari Institusi Insinyur Listrik, gelar D.Sc. dari Universitas Selandia Baru, dan gelar doktor kehormatan dari Universitas Pennsylvania, Wisconsin, McGill, Birmingham, Edinburgh, Melbourne, Yale, Glasgow, Giessen, Copenhagen, Cambridge, Dublin, Durham, Oxford, Liverpool, Toronto, Bristol, Cape Town, London dan Leeds.

Rutherford menikah dengan mary Newton, putri satu-satunya dari Arthur dan Mary de Renzy Newton pada tahun 1900. Satu-satunya anak mereka, Eileen, menikah dengan ahli fisika R.H. Fowler. Hiburan utama Rutherford adalah golf dan bertamasya mengendarai mobil.

Ia wafat di Cambridge pada tanggal 19 Oktober pada tahun 1937. Debunya dikubur di bagian tengah ruang gereja Westminster Abbey, sebelah barat pusara Sir Isaac Newton dan Lord Kelvin.

Obat HIV, ada nggak??

AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.

HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.


Gambar 1A Struktur Virus HIV


Gambar 1B Daur hidup HIV

Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.

Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.

Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.


Gambar 2 (klik untuk memperbesar)

Gambar 2 menunjukkan skema produk translasional dari gen gag-pol dan daerah di mana produk dari gen tersebut dipecah oleh protease. p17 berfungsi sebagai protein kapsid, p24 protein matriks, dan p7 nukleokapsid. p2, p1 dan p6 merupakan protein kecil yang belum diketahui fungsinya. Tanda panah menunjukkan proses pemotongan yang dikatalisis oleh protease HIV (Flexner, 1998).

Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal empat inhibitor protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV, yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibitor lainnya masih dalam proses penelitian, yaitu amprenavir. Inhibitor protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibitor protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointestinal. Hiperlipidemia, intoleransi glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.


Gambar 3 (klik untuk memperbesar)

Gambar 3 menujukkan lima struktur inhibitor protease HIV dengan aktivitas antiretroviral pada uji klinis. NHtBu = amido tersier butil dan Ph = fenil (Flexner, 1998).

Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibitor protease saja dapat menurunkan jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian, kemampuan senyawa-senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat. Karena itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibitor reverse transcriptase. Inhibitor protease yang dikombinasikan dengan inhibitor reverse transkriptase menunjukkan respon antiviral yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (Patrick & Potts, 1998).

Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan.

Oleh karena itu, tantangan bagi para peneliti di seluruh dunia (termasuk Indonesia) adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh, bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memerlukan penelitian yang tidak sederhana. Dapatkah obat tersebut ditemukan di Indonesia? Wallahu a’lam.

Tuesday, March 2, 2010

Romantic Song

"Ku Ingin Selamanya" By UNGU

Download Mp3 Ku Ingin Selamanya

Cinta adalah misteri dalam hidupku
Yang tak pernah ku tahu akhirnya
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku

Reff:
Ku ingin slamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin slamanya ada di sampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku

Ku berharap abadi dalam hidupku
Mencintamu bahagia untukku
Karena kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya kan tetap milikmu

Back to Reff

Di relung sukmaku
Ku labuhkan s’luruh cintaku
Di hembus nafasku
Ku abadikan s’luruh kasih dan sayangku

Back to Reff

Video Clip

Soal Olimpiade Kimia

A. Soal Pilihan Ganda (Total 30 poin )

1. Reaksi Fe(CO)5 + 2PF3 + H2 --> Fe(CO)2(PF3)2(H)2 + 3CO

Berapa mol CO yang dapat dihasilkan dari campuran pereaksi 5,0 mol Fe(CO)5, 8,0 mol PF3, dan 6,0 mol H2 ?

A. 24 mol

B. 5,0 mol

C. 12 mol

D. 15 mol

E. 6,0 mol

Jawaban : C

2. Berdasarkan informasi berikut ini,hitunglah massa atom rata-rata berat dari unsur X

Isotop

% kelimpahan relatif

Massa eksak (amu)

221X

74,22

220,9

220X

12,78

220,0

218X

13,00

218,1

A. 220,4 amu

B. 219,7 amu

C. 204,2 amu

D. 218,5 amu

E. 220,9 amu

Jawaban : A

3. Pasangan berikut ini manakah yang merupakan isotop unsur:

A. 2211X, 7938X2+

B. 9645X, 11692X

C. 11692X2+, 12289X2+

D. 11692X2+, 11992X

E. 23399X2+, 11692X4+

Jawaban : D

4. Reaksi dibawah ini yang entalpi reaksinya (∆Hr) merupakan entalpi pembentukan senyawa (∆Hr) adalah:

A. 2Al(s) + 3Cl2(g) --> 2 AlCl3(g)

B. C(s) + O2(g) --> CO2(g)

C. N2(g) + 3H2(g) --> 2NH3(g)

D. 2C(s) + O2(g) --> 2CO(g)

E. 2S(s) + 3O2(g) --> 2SO3(g)

Jawaban : B

5. Dari reaksi kesetimbangan dibawah ini,manakah yang kesetimbangannya tidak dipengaruhi oleh perubahan tekanan

A. Fe3O4(s) + H2(g) --> 3 FeO(s) + H2O(g)

B. CH3OH(l) --> CO(g) + 2H2(g)

C. NH4NO2(s) --> N2(g) + 2H2O(g)

D. 4 HCl (g) + O2(g) --> 2H2O(l) + 2Cl2(g)

E. 4NH3(g) + O2(g) --> 2 N2(g) + 6H2O(g)

Jawaban : A

6. Pada suhu 700 K terjadi reaksi kesetimbangan :

CO2(g) + H2(g) --> 2 CO(g) + H2O (l) dengan nilai Kc = 0,11 Nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah:

A. 0,99

B. 9,99

C. 11,0

D. 110

E. 0,11

Jawaban : C

7. Berikut ini manakah yang tidak dapat bertindak sebagai basa Lewis?

A. Cl-

B. CN-

C. NH3

D. H2O

E. BF3

Jawaban : C

8. Sebanyak 50,00 mL larutan 0,116 M HF dititrasi dengan larutan 0,120 M NaOH. Berapa pH pada titik ekivalen? (Ka HF = 6,8 x 10-4.)

A. 13,06

B. 12,77

C. 7,00

D. 7,97

E. 5,53

Jawaban : C

9. Apa pengaruhnya terhadap pH larutan bila kedalam 200 mL larutan 0,20 M asam asetat (HC2H3O2) ditambahkan 1,0 mL laritan aqueous 0,010 M KCl ? (anggap volume tetap)

A. pH tidak berubah.

B. pH akan naik.

C. pH akan turun.

D. pH = 7

E. Tidak cukup informasi untuk meramalkan pengaruhnya terhadap pH

Jawaban : A

10. Senyawa yang bukan merupakan isomer dari siklopentana adalah:

A. Pentana-2

B. 2-metil butana

C. 2-metil butena-2

D. 1-etil siklopropana

E. 4-metil butena-2 Jawaban : D

11. Tentukan senyawa yang bukan merupakan derivate asam karboksilat

A. Asam Butanoat

B. Asetat Anhidrid

C. Asetamida

D. Ester

E. Asetil Klorida

Jawaban : A

12. Tentukan senyawa yang merupakan isomer dari aseton.

A. Propil alcohol

B. Propion aldehid

C. Asetal dehid

D. Metil etil eter

E. Propanon

Jawaban : D

13. Indentifikasi alkena sering dilakukan dengan pereaksi

A. Br2 / CCl4

B. HCl

C. HBr

D. H2SO4

E. Cl2/CCl4

Jawaban : A

14. Senyawa yang termasuk hidrokarbon tak jenuh adalah:

A. Butana

B. Siklobutana

C. Butena

D. Butanal

E. Benzena

Jawaban : B

15. Senyawa dengan rumus molekul C3H6O mempunyai pasangan isomer.

A. Asetaldehid dan aseton

B. Propanal dan propanol

C. Aseton dan propanon

D. Propanol dan metoksi etana

E. Propanon dan propanal

Jawaban : C